ni
berdasarkan temuan mengejutkan di Situs Gunung Padang.
Logam
purba yang ditemukan di situs Gunung Padang
Sebulan terakhir, tim arkeologi
yang dipimpin DR Ali Akbar menemukan dua hal yang cukup mengagetkan.
Pertama, sekitar sebulan
lalu, tim menemukan logam berukuran panjang 10 cm, berkarat, di lereng timur
berkedalaman 1 meter. Kedua, sepuluh hari lalu, tim juga menemukan semen atau
perekat purba di sambungan antarbatu, juga di lereng timur.
Menindaklanjuti temuan logam tersebut, tim arkeologi mengecek kandungannya ke labaratorium Metalurgi dan Mineral Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
"Kalau melihat komposisinya, yang dominan adalah Fe dan O, dan masih ada Silika dan Alumunium di situ plus Carbon, serta bentuknya seperti ada rongga-rongga kecil di sekujur materialnya, kemungkinan besar itu adalah slug atau logam," kata DR Andang Bachtiar, anggota tim geologi riset mandiri Gunung Padang, dalam keterangan yang diterima VIVAnews,29 Maret 2013.
Menindaklanjuti temuan logam tersebut, tim arkeologi mengecek kandungannya ke labaratorium Metalurgi dan Mineral Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
"Kalau melihat komposisinya, yang dominan adalah Fe dan O, dan masih ada Silika dan Alumunium di situ plus Carbon, serta bentuknya seperti ada rongga-rongga kecil di sekujur materialnya, kemungkinan besar itu adalah slug atau logam," kata DR Andang Bachtiar, anggota tim geologi riset mandiri Gunung Padang, dalam keterangan yang diterima VIVAnews,29 Maret 2013.
Hasil pembakaran hancuran
batuan untuk mengkonsentrasikan metalnya, terlihat masih tercampur dengan
Clinkers (carbon), alias bahan pembakarnya. Bisa carbon
dari kayu, batubara atau minyak bumi.
Andang menjelaskan,
rongga-rongga yang ada di sekujur material menandakan ketika proses pembakaran
itu terjadi pelepasan-pelepasan gas, seperti CO2 dan semacamnya, ke permukaan
material.
Komposisi logam yang ditemukan di situs Gunung Padang (Tim Riset Mandiri)
Berdasarkan hipotesis, besar kemungkinan sudah ada proses pembakaran hancuran batu dengan temperatur tinggi, proses pemurnian pembuatan logam, pada waktu yang terkait dengan lapisan pembawa artefak tersebut.
"Hal ini sekaligus menjawab dugaan
temuan semen purba beberapa waktu lalu. Semen purba yang ditemukan mampu
mengikat batu-batu itu, yang juga punya kadar besi tinggi," ungkap Andang.
11.500 Tahun yang Lalu
Namun, dia mengatakan, tim masih butuh
kajian lebih lanjut atas temuan menarik logam dan semen purba.
Pertama, tentang kemungkinan adanya
upaya pemurnian logam, atau teknologi metalurgi di jaman purba itu. Kedua,
apakah pembakaran dilakukan di tempat lain.
"Ini jadi sebuah hipotesa yang
harus dicari jawabannya oleh riset ini," tegas Andang.
Sebagai tambahan, bahwa temuan semen purba juga ditemukan saat tim geologi melakukan pengeboran di Teras 2 dan Teras 5, sekitar Februari 2011 silam, di mana semen purba diperkirakan berusia minimal 11.500 tahun yang lalu.
Unsur-unsur apa sajakah yang ada? Apakah
ada kesamaan? Tim masih harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium
untuk memastikan dugaan kuat bahwa leluhur kita sudah mengenal teknologi
metalurgi sebelum 11.500 tahun yang lalu.
Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/401143-nenek-moyang-kita-sudah-kenal-teknologi-metalurgi- tanpa perubahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar